Semoga bermanfaat, yang butuh buat curhat silahkan masukkan ke email h.suherman17@yahoo.co.id
Jumat, 28 Desember 2012
BERHENTI JADI WANITA KARIR
Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan.
Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”.
“Belum ”, jawabku datar.
Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?”
Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan.
“Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya.
“Menunggu suami” jawabnya pendek.
Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?”
Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga.
“Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati.
“Kenapa?” tanyaku lagi.
Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas.
Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum.
Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja.
“Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ?
Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”.
Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya.
Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga.
Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.”
Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya.
“Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya.
Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini”
“Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya" Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara.
“Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.”
Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan.
“Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah.
Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat.
“anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya.
Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ?
Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ?
Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ?
Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya.
Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya.
Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya.
Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu.
Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya.
Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku.
Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho.
Ya Allah….
Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah...Allahu Akbar
Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..
Rabu, 12 Desember 2012
SUAMIKU MENYAKITI HATIKU
Suatu hari sepasang suami istri berjalan di pinggir pantai, lalu
kemudian terjadi perselisihan ringan, tpi krn perselisihan itu si suami
sampai menghardik istrinya dengan keras...
Istrinya terdiam dng berlinang air mtanya...
Sesaat kemudian, si istri menulis di atas pasir, SUAMIKU TELAH MENYAKITI HATIKU...
Krn sedang berselisih mereka berjalan agak berjauhan, krn berjalan aga ketengah, si istri terseret ombak ke tengah, dia gelagapan tenggelam sampai pingsan...
Begitu siuman dia memeluk suaminya, lalu dia menulis diatas batu, SUAMIKU TELAH MENYELAMATKAN NYAWAKU...
Sisuami penasaran dan bertanya kpd istrinya, knp ktika tadi q menyakiti dinda menulisnya diatas pasir, dan ketika q menyelamatkn dinda menulisnya diatas batu ?
Kata istrinya : ktika kanda menyakiti, dinda tuliskan diatas pasir, biar Ombak pemaaf dan angin kasih sayang yng akan menghapusnya, tpi ketika kanda menyelamatkn dinda, itu sengaja ditulis diatas batu, biar tdk akan hilang oleh deburan ombak dan tidak akan terhapus oleh hembusan angin ....
Istrinya terdiam dng berlinang air mtanya...
Sesaat kemudian, si istri menulis di atas pasir, SUAMIKU TELAH MENYAKITI HATIKU...
Krn sedang berselisih mereka berjalan agak berjauhan, krn berjalan aga ketengah, si istri terseret ombak ke tengah, dia gelagapan tenggelam sampai pingsan...
Begitu siuman dia memeluk suaminya, lalu dia menulis diatas batu, SUAMIKU TELAH MENYELAMATKAN NYAWAKU...
Sisuami penasaran dan bertanya kpd istrinya, knp ktika tadi q menyakiti dinda menulisnya diatas pasir, dan ketika q menyelamatkn dinda menulisnya diatas batu ?
Kata istrinya : ktika kanda menyakiti, dinda tuliskan diatas pasir, biar Ombak pemaaf dan angin kasih sayang yng akan menghapusnya, tpi ketika kanda menyelamatkn dinda, itu sengaja ditulis diatas batu, biar tdk akan hilang oleh deburan ombak dan tidak akan terhapus oleh hembusan angin ....
MELURUSKAN SEJARAH
USIA PERNIKAHAN UMMUL MUKMININ AISYAH RA. (BELIAU
MENIKAH DENGAN ROSULULLOH SAW MENIKAH PADA USIA 19 ATAU 20 TAHUN BUKAN USIA 7
ATAU 9 TAHUN)
Dan berikut adalah keterangan -keterangan tentang
usia Ummul Mukminin Aisyah Radhiallahu Anhu saat menikah dengan Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wa Sallam. Hisyam bin
‘Urwah adalah satu-satunya perawi yang meriwayatkan usia Aisyah saat menikah
dengan Nabi dan Hisyam sudah lanjut
usia sedang ingatannya mulai melemah saat pindah ke Irak dan pada saat
itulah ia meriwayatkan hadist tersebut. Berikut rinciannya :
‘Aisyah dalam bahasa Arab yang memiliki arti
“Hidup dan Sehat”.[2] Variasi nama dari ‘Aisyah adalah ‘Aisya,
yang juga memiliki makna yang sama.
Setelah Aisyah mulai beranjak dewasa Ayah
Aisyah, Abu Bakar merasa Aisyah sudah cukup umur
untuk menikah, karenanya Aisyah akan dinikahkan dengan Jubayr bin Mut’im,
tetapi pernikahan tersebut tidak terjadi disebabkan Ayah Jubair, Mut‘im bin
‘Adi menolak aisyah dikarenakan Abu Bakar telah masuk Islam pada saat
itu. Istri Mut’im bin Adi mengatakan tidak mau keluarganya mempunyai hubungan
dengan para muslim, yang dapat menyebabkan Jubair menjadi seorang Muslim.
Aisyah adalah satu-satunya istri nabi Muhammad
yang masih gadis pada saat dinikahi. Aisyah dinikahkan pada tahun 620 M. Akad
nikah diadakan di Mekkah sebelum Hijrah, tetapi setelah
wafatnya Khadijah dan setelah Nabi Muhammad menikah dengan Saudah. Upacara
dilakukan oleh ayahnya Abu Bakar dengan maskawin 400 dirham.
Hadits mengenai umur Aisyah tatkala dinikahkan
adalah problematis. Hisyam bin ‘Urwah adalah satu-satunya yang mengabarkan
tentang umur pernikahan Aisyah, yang didengarnya dari ayahnya. Bahkan Abu
Hurairah ataupun Malik bin Anas tidak pernah mengabarkannya.
Beberapa riwayat yang termaktub dalam buku-buku hadits berasal hanya dari
Hisyam sendiri, dan hadits ini dianggap dhaif. Hisyam mengutarakan
hadits tentang usia Aisyah menikah dengan nabi Muhammad tersebut tatkala telah
bermukim di Irak, dan ia pindah ke negeri itu dalam umur 71 tahun.
Mengenai hal ini Ya’qub bin Syaibah
berkata: “Yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpecaya, kecuali yang
disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Irak.” Ibnu Syaibah
menambahkan bahwa Malik bin Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh
penduduk Irak. Dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi hadits,
tersebut bahwa saat Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun.
Kita tentu mengetahui bahwasanya didalam islam
jelas2 tidak boleh menikahkan wanita yang belum pada masa haid, karenanya dan
tidak mungkin bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menikah dengan
Aisyah sedang Aisyah belum beroleh masa haid. Untuk itu mari kita kaji lebih
jauh..
Al-Qur’an sebagai sumber utama ummat Islam juga
kontradiktif dengan hadist hisham ini, iika kita pelajari asbabun
nuzulnya, surat Al Qamar diturunkan pada 8 tahun sebelum hijriah yaitu
tahun 614M. dalam surah itu diriwayatkan Aisyah adalah seorang gadis muda/Jariah(bahasa arabnya).
sedangkan menurut Hisham, tahun 623M, aisyah berumur 9 tahun dan berumahtangga
dengan nabi.. berarti aisyah lahir pada tahun 614M. Namun logikanya bagaimana
dalam asbabun nuzulnya Alquran mengatakan aisyah adalah seorang gadis muda,
sedangkan menurut Hisham aisyah baru lahir pada tahun 614M ?? Asbabun
nuzul surat Quran ini juga dikuatkan oleh hadist lain seperti Hadist Bukhori
yang dalam hal ini yang tidak kontra dengan AlQuran.
Sehubungan dengan Surah Al Qamar tersebut yang
diriwayatkan oleh Bukari didalam Kitab Tafsir nya:” Siti Aisyah (ra) mengatakan
” Aku adalah seorang gadis” ketika surah Al Qamar – Surah 54 diturunkan.
“Mengikut sejarah surah Al Qamar diturunkan pada tahun 613 Masehi. ( 9
tahun sebelum Hijrah). Ini menunjukkan bahawa Siti Aisyah lahir sebelum kedatangan Islam, yaitu
sebelum tahun 610 Masehi. Jika Siti Aisyah lahir sebelum 610 Masehi maka umur
beliau menikah dengan Nabi Muhammad saw pada 623 Masehi adalah berusia
serendah-rendahnya 14 tahun,
Dalam hadist lainnya, diriwayatkan oleh Ahmad ibn
hambali :
“khaulah mengatakan pada nabi untuk menikah lagi dengan seorang “bikr” atau “thayib”.. ketika Nabi menanyakan tentang bikr, maka Khaulah menyebutkan nama aisyah. jadi dapat diambil kesimpulan aisyah adalah gadis yang sudah mendapat haid saat menikah dengan Nabi.
“khaulah mengatakan pada nabi untuk menikah lagi dengan seorang “bikr” atau “thayib”.. ketika Nabi menanyakan tentang bikr, maka Khaulah menyebutkan nama aisyah. jadi dapat diambil kesimpulan aisyah adalah gadis yang sudah mendapat haid saat menikah dengan Nabi.
Dalam Perang Uhud
Umur Siti Aisyah dalam perang Uhud yang terjadi
pada 15 Shawal, tahun 3 Hijrah bersamaan bulan Maret tahun 625 Masehi Iman
Bukari mengatakan didalam kitab nya : Kitabu’l-jihad
wa’l-siyar,Arabic, Bab
Ghazwi’l-nisa’ wa qitalihinna ma`a’lrijal.”Diriwayatkan oleh Anas: Pada hari
perang Uhud…..Aku melihat Siti Aisyah (ra) dan Ummu Sulaim, mereka
menyinsingkan kainnya untuk memudahkan mereka bergerak.”Rasulullah saw
mengenakan syarat yang ketat bagi mereka yang hendak mengikut peperangan Badar,
Uhud dan Khandaq. Mereka mesti berumur 15 tahun ke atas. Sesiapa yang
berumur dibawah 15 tahun, maka tidak dibenarkan turut serta dalam peperangan
Badar, Uhud dan Khandaq.
Dan masih dalam riwayat Bukari didalam kitab nya:
Kitabu’l-maghazi, Bab ghazwati’l-khandaq wa hiya’l-ahza’b,” Ibnu Umar (ra)
mengatakan bahwa Rasulullah saw tidak membenarkan Aisyah untuk
mengikuti peperangan Uhud kerana ketika itu Aisyah masih berumur 14 tahun.
Tetapi di waktu peperangan Khandaq, Rasulullah membenarkan Aisyah ikut
berperang sebab umur Aisyah sudah 15 tahun. jika ditukir dalam sejarah, saat
Siti Aisyah ikut serta didalam peperangan
Badar dan Uhud yang
artinya dalam peperangan tersebut umur beliau adalah 15 tahun ke atas.
dan berdasarkan riwayat dari Bukari ini jelas menunjukkan;
1. Siti Aisyah mengikuti peperangan Uhud dan umur
beliau sudah menjangkau 15 tahun.
2. Jika umur Aisyah pada 625 Masehi ( 3 Hijrah)
ialah 15 tahun maka Siti Aisyah dilahirkan pada 610
Menurut Tabari, keempat anak Abu Bakar
(termasuk Aisyah) dilahirkan oleh istrinya pada zaman Jahiliyah, artinya
sebelum 610 M.[3] Apabila Aisyah dinikahkan sebelum 620 M, maka
ia dinikahkan pada umur di atas 10 tahun dan hidup sebagai suami-istri
dengan Nabi Muhammad dalam umur di atas 13 tahun. Menurut Abd alRahman bin Abi
Zannad: “Asmah 10 tahun lebih tua dari Aisyah.”[4] Menurut Ibnu
Hajar al-’Asqalani, Asmah hidup hingga usia 100 tahun dan meninggal tahun 73
atau 74 Hijriyah.[5] Apabila Asmah meninggal dalam usia 100
tahun dan meninggal dalam tahun 73 atau 74 Hijriyah, maka Asma berumur 27 atau
28 tahun pada waktu Hijrah, sehingga Aisyah berumur (27 atau 28) – 10 = 17
atau 18 tahun pada waktu Hijrah. Itu berarti Aisyah mulai hidup
berumah tangga
dengan Muhammad pada waktu berumur 19 atau 20 tahun.
Note :
“bikr” itu adalah bahasa arab bagi wanita yang
masih gadis tetapi sudah masa haid
”thayib” adalah bahasa arab bagi wanita
yang sudah menjanda
Disadur dari berbagai Sumber
Senin, 26 November 2012
SEMANGKUK MIE PANAS
Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.
Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.
Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata "Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?" " Ya, tetapi, aku tdk membawa uang" jawab Ana dengan malu-malu "Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu" jawab si pemilik kedai. "Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu".
Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang."Ada apa nona?" Tanya si pemilik kedai."tidak apa-apa" aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.
"Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi ! ,tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah" "Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri" katanya kepada pemilik kedai.
Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata "Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya"
Ana, terhenyak mendengar hal tsb. "Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.
Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah "Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang". Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.
Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.
RENUNGAN:
Bagaimanapun Kita Tidak Boleh Melupakan Jasa Orang Tua kita. Seringkali kita menganggap mereka merupakan suatu proses alami yang biasa saja.Tetapi kasih dan kepedulian orang tua kita adalah hadiah paling berharga yang diberikan kepada kita sejak lahir. Pikirkanlah hal itu !!! Apakah kita mau menghargai pengorbanan tanpa syarat dari orang tua kita?????????
Atau qta lebih memilih menghargai dan menuruti orang lain (kekasih qta) yang hanya knal ktika qta sudah besar ???????
Selasa, 13 November 2012
BERHENTI JADI GELAS
Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika
wajahnyabelakangan ini selalu tampak murung."Kenapa kau selalu murung,
nak? Bukankah banyak hal yang indah didunia ini? Ke mana perginya wajah
bersyukurmu?" sang Guru bertanya.
"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuktersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaangurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kataSang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum airasin."Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru."Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan."Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan gurunya, begitu pikirnya."Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambilmencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanyakepadanya, "Bagaimana rasanya?""Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya."Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?""Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas."Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurangdan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."Si murid terdiam, mendengarkan."Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangattergantung dari besarnya 'qalbu' (hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."
"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuktersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."
Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaangurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kataSang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum airasin."Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru."Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan."Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan gurunya, begitu pikirnya."Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambilmencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau. Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanyakepadanya, "Bagaimana rasanya?""Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya."Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?""Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas."Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurangdan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."Si murid terdiam, mendengarkan."Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangattergantung dari besarnya 'qalbu' (hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."
PELAJARAN DARI DUNIA SEMUT
Di pagi hari yang
cerah Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta diatas sebuah tong
sampah di depan sebuah rumah mewah. Suatu ketika, anak kecil pemilik
rumah mewah itu keluar dan lupa menutup pintu rumah kembali.
Karna itulah seekor lalat bergegas terbang dan memasuki rumah mewahitu. Si lalat dengan sigapnya dan tanpa fikir panjang langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.
Si lalat pun ngomong sendiri "Saya udah bosan makan di tempat sampah-sampah itu melulu, ini saatnya bagi saya menikmati makanan segar dan lezat," katanya. Setelah perutnya kenyang dan kepalanya kunang-kunang kebanyaan makan , si lalat dengan segera ingin keluardan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun malang bagi si lalat ternyata pintu kaca itu telah terutup begitu rapat. maka Si lalat pun hanya bisa hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.
Si lalat tanpa putus asa terbang di sekitar kaca, dan sesekali menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dankelaparan.
Keesokan harinya tepatnya di pagi hari yang cerah, nampak lalat ituterkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat ituhingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan pulang, seekor semut kecil yang lugu bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Bro? Mengapa dia sekarat?" "Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita semua.
" Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"
Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-carayang sama." Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan intonasi dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lala tini."
Jadi hikmah dari kisah ini adalah : "Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda." kadang kala seseorang melakukan seseuatu dengan cara yang sama dan engan untuk berinovasi.
Karna itulah seekor lalat bergegas terbang dan memasuki rumah mewahitu. Si lalat dengan sigapnya dan tanpa fikir panjang langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat.
Si lalat pun ngomong sendiri "Saya udah bosan makan di tempat sampah-sampah itu melulu, ini saatnya bagi saya menikmati makanan segar dan lezat," katanya. Setelah perutnya kenyang dan kepalanya kunang-kunang kebanyaan makan , si lalat dengan segera ingin keluardan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun malang bagi si lalat ternyata pintu kaca itu telah terutup begitu rapat. maka Si lalat pun hanya bisa hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.
Si lalat tanpa putus asa terbang di sekitar kaca, dan sesekali menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dankelaparan.
Keesokan harinya tepatnya di pagi hari yang cerah, nampak lalat ituterkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat ituhingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan pulang, seekor semut kecil yang lugu bertanya kepada rekannya yang lebih tua, "Ada apa dengan lalat ini, Bro? Mengapa dia sekarat?" "Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita semua.
" Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, "Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?"
Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, "Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-carayang sama." Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan intonasi dan nada lebih serius, "Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lala tini."
Jadi hikmah dari kisah ini adalah : "Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda." kadang kala seseorang melakukan seseuatu dengan cara yang sama dan engan untuk berinovasi.
DO'A
Ya Allah ya Tuhanku,
Seandainya telah Engkau ciptakan dia untuk diriku Maka satukanlah hatinya dengan hatiku,
Titipkanlah kebahagian di antara kami agar kemesraan itu abadi dan takkan pernah berhenti Ya Allah, yang maha mengasihi di jalanMu,
Seiring waktu berjalan tiada henti, Bimbinglah kami melayari hidup ini menuju Kebahagiaan yang abadi.
Akan tetapi, Seandainya telah engkau takdirkan bahwa dia bukan miliku,
Bawalah ia jauh dari pandanganku, pikiranku dan relung kalbuku
Hilangkanlah kerinduan yang menyayat-nyayat perasanku
Luputkanlah dia dari ingatanku Dan peliharalah aku dari keputusasaan
Berikanlah aku kekuatan Untuk Menepis bayangannya jauh ke ujung langit biru
Agarku bisa bahagia dan tersenyum Walaupun Dia tidak ada bersama diriku
Gantillah yang telah tiada, Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama seperti dirinya , seorang yang tulus dalam mencinta
Kupasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milikmu
Kutahu Sesungguhnya apa yang telah engkau takdirkan Adalah yang terbaik dalam realita hidup dan matiku
kerana Engkau maha mengetahui. Segala yang terbaik bagiku
Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemelihara jalan hidupku
Kuberharap dengarkanlah rintihan dari setiap untaian Doa-Doaku
Seandainya telah Engkau ciptakan dia untuk diriku Maka satukanlah hatinya dengan hatiku,
Titipkanlah kebahagian di antara kami agar kemesraan itu abadi dan takkan pernah berhenti Ya Allah, yang maha mengasihi di jalanMu,
Seiring waktu berjalan tiada henti, Bimbinglah kami melayari hidup ini menuju Kebahagiaan yang abadi.
Akan tetapi, Seandainya telah engkau takdirkan bahwa dia bukan miliku,
Bawalah ia jauh dari pandanganku, pikiranku dan relung kalbuku
Hilangkanlah kerinduan yang menyayat-nyayat perasanku
Luputkanlah dia dari ingatanku Dan peliharalah aku dari keputusasaan
Berikanlah aku kekuatan Untuk Menepis bayangannya jauh ke ujung langit biru
Agarku bisa bahagia dan tersenyum Walaupun Dia tidak ada bersama diriku
Gantillah yang telah tiada, Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama seperti dirinya , seorang yang tulus dalam mencinta
Kupasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milikmu
Kutahu Sesungguhnya apa yang telah engkau takdirkan Adalah yang terbaik dalam realita hidup dan matiku
kerana Engkau maha mengetahui. Segala yang terbaik bagiku
Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemelihara jalan hidupku
Kuberharap dengarkanlah rintihan dari setiap untaian Doa-Doaku
RAHASIA SHOLAT KHUSYU
Seorang ahli
ibadah bernama Isam bin Yusuf, diasangat warak dan sangat khusyuk
sholatnya. Namun dia selalu khawatirkalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk
dan selalu bertanya kepada orangyang dianggapnya lebih ibadahnya, demi
untuk memperbaiki dirinya yangselalu dirasakan kurang khusyuk.Pada suatu
hari, Isam menghadirimajlis seorang abid bernama Hatim Al-Isam dan
bertanya : "Wahai AbaAbdurrahman, bagaimanakah caranya tuan sholat?"
Hatim berkata : "Apabila masuk waktu solat aku berwudhu' zahir dan batin."
Isam bertanya, "Bagaimana wudhu' zahir dan batin itu?"
Hatim berkata, "Wudhu' zahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu' dengan air.Sementara wudhu' batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :-1. Bertaubat2. Menyesali dosa yang dilakukan3. Tidak tergila-gilakan dunia4. Tidak mencari / mengharap pujian orang (riya')5. Tinggalkan sifat berbangga6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu7. Meninggalkan sifat dengki Seterusnya Hatim berkata,
"Kemudian aku pergi ke masjid, aku bersiapshalat dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan danaku bayangkan Allah ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, nerakadi sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan akubayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian 'SirratulMustaqim' dan aku menganggap bahwa shalatku kali ini adalah shalatterakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.Setiap bacaan dan doa dalam shalat ku fahami maknanya, kemudian akuruku' dan sujud dengan tawadhu', aku bertasyahud dengan penuhpengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas.
Beginilah aku bershalat selama 30 tahun."Tatkala Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.
Hatim berkata : "Apabila masuk waktu solat aku berwudhu' zahir dan batin."
Isam bertanya, "Bagaimana wudhu' zahir dan batin itu?"
Hatim berkata, "Wudhu' zahir sebagaimana biasa, yaitu membasuh semua anggota wudhu' dengan air.Sementara wudhu' batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :-1. Bertaubat2. Menyesali dosa yang dilakukan3. Tidak tergila-gilakan dunia4. Tidak mencari / mengharap pujian orang (riya')5. Tinggalkan sifat berbangga6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu7. Meninggalkan sifat dengki Seterusnya Hatim berkata,
"Kemudian aku pergi ke masjid, aku bersiapshalat dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan danaku bayangkan Allah ada di hadapanku, syurga di sebelah kananku, nerakadi sebelah kiriku, malaikat maut berada di belakangku, dan akubayangkan pula bahwa aku seolah-olah berdiri di atas titian 'SirratulMustaqim' dan aku menganggap bahwa shalatku kali ini adalah shalatterakhirku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.Setiap bacaan dan doa dalam shalat ku fahami maknanya, kemudian akuruku' dan sujud dengan tawadhu', aku bertasyahud dengan penuhpengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas.
Beginilah aku bershalat selama 30 tahun."Tatkala Isam mendengar, menangislah dia karena membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibandingkan dengan Hatim.
Sabtu, 03 November 2012
NADOM GUSTI URANG SAREREA
Gusti urang sarerea
Kanjeng Nabi anu mulya
Muhammad jenenganana
Arab Kures nya bangsana
Ramana gusti Abdullah
Ibuna Siti Aminah
Dibabarkeunna di Mekah
Wengi senen taun gajah
Robiul awwal bulanna
Tanggal kadua welasna
April bulan masehina
Tanggal kaduapuluhna
Ari bilangan taunna
Lima ratus cariosna
Tujuh puluh panambahna
Sareng sahiji punjulna
Siti Aminah misaur
Waktos babarna kacatur
Ningal cahya mani ngempur
Dibumina hurung mancur
Babar taya kokotoran
Orok tos kenging nyepitan
Soca lir kenging nyipatan
Sarta harum seuseungitan
Medal Nabi ahir jaman
Pirang-pirang kaanehan
Sesembahan bangsa setan
Kabeh pada raruksakan
Nabi yuswa lima bulan
Geus yasa angkat-angkatan
Yuswana salapan bulan
Geus capetang sasauran
Yuswana sapuluh bulan
Yasa ameng papanahan
Ngelehkeun budak nu lian
Tapi tara kumagungan
Parangina Kanjeng Nabi
Jatnika pinuh ku puji
Pinter tur gede kawani
Sabar nyaah ka sasami
Keur opat taun yuswana
Diberesihan manahna
Nabi dubeulah dadana
Malaikat nu meulahna
Jibril kadua rencangna
Mikail jenenganana
Ngeusikeun kana manahna
Elmu hikmah sapinuhna
Tuluy dada kanjeng Nabi
Gancang dirapetkeun deui
Sarta teu ngaraos nyeri
Dicap ku hotaminnabi
Harita Nabi ayana
Di lembur ibu inangna
Halimah jenenganana
Sadiah ngaran lemburna
Rama Nabi kacaturkeun
Pupusna kacarioskeun
Basa Nabi dibobotkeun
Dua sasih kaunggelkeun
Keur lima taun yuswana
Ditinggal pupus ibuna
Tuluy dirawat eyangna
Abdul mutolib asmana
Kersana robbul’alamin
Kanjeng Nabi nu prihatin
Yuswa dalapan taun yakin
Eyangna mulih ka batin
Sabada wapat eyangna
Nabi dirawat ua na
Abi Thalib kakasihna
Saderek teges ramana
Kanjeng nabi sering pisan
Dicandak ka nagri Syam
Sok nyandak barang dagangan
Di dinya teh pajeng pisan
Kanjeng Nabi anu mulya
Muhammad jenenganana
Arab Kures nya bangsana
Ramana gusti Abdullah
Ibuna Siti Aminah
Dibabarkeunna di Mekah
Wengi senen taun gajah
Robiul awwal bulanna
Tanggal kadua welasna
April bulan masehina
Tanggal kaduapuluhna
Ari bilangan taunna
Lima ratus cariosna
Tujuh puluh panambahna
Sareng sahiji punjulna
Siti Aminah misaur
Waktos babarna kacatur
Ningal cahya mani ngempur
Dibumina hurung mancur
Babar taya kokotoran
Orok tos kenging nyepitan
Soca lir kenging nyipatan
Sarta harum seuseungitan
Medal Nabi ahir jaman
Pirang-pirang kaanehan
Sesembahan bangsa setan
Kabeh pada raruksakan
Nabi yuswa lima bulan
Geus yasa angkat-angkatan
Yuswana salapan bulan
Geus capetang sasauran
Yuswana sapuluh bulan
Yasa ameng papanahan
Ngelehkeun budak nu lian
Tapi tara kumagungan
Parangina Kanjeng Nabi
Jatnika pinuh ku puji
Pinter tur gede kawani
Sabar nyaah ka sasami
Keur opat taun yuswana
Diberesihan manahna
Nabi dubeulah dadana
Malaikat nu meulahna
Jibril kadua rencangna
Mikail jenenganana
Ngeusikeun kana manahna
Elmu hikmah sapinuhna
Tuluy dada kanjeng Nabi
Gancang dirapetkeun deui
Sarta teu ngaraos nyeri
Dicap ku hotaminnabi
Harita Nabi ayana
Di lembur ibu inangna
Halimah jenenganana
Sadiah ngaran lemburna
Rama Nabi kacaturkeun
Pupusna kacarioskeun
Basa Nabi dibobotkeun
Dua sasih kaunggelkeun
Keur lima taun yuswana
Ditinggal pupus ibuna
Tuluy dirawat eyangna
Abdul mutolib asmana
Kersana robbul’alamin
Kanjeng Nabi nu prihatin
Yuswa dalapan taun yakin
Eyangna mulih ka batin
Sabada wapat eyangna
Nabi dirawat ua na
Abi Thalib kakasihna
Saderek teges ramana
Kanjeng nabi sering pisan
Dicandak ka nagri Syam
Sok nyandak barang dagangan
Di dinya teh pajeng pisan
UNTUK SAUDARIKU
Saudariku tahukah ciri-ciri serigala kalau sedang lapar?
Dia akan mencari buruannya, mengejar dengan berbagai cara, tipu muslihat dan rayuan pun di pakainya.
Saudariku tahukah nasib mangsanya?
Dikoyak-koyaklah buruannya tanpa belas kasih, Kemudian dicampakkannya dan ditinggalkan untuk dimangsa burung-burung pemakan bangkai
Saudariku maukah nasibmu seperti itu?
Terkoyak-koyak dan dicampakkan dengan hina?
Saudariku jika tidak ingin jadi dimangsa, menjauhlah dari serigala, malulah, jangan malah mengumpan untuk dimangsa!
Saudariku tahukah bidadari itu pemalu?
Gak maukah kau seperti mereka?
Saudariku tangan ini, mulut ini,mata ini, kaki ini semuanya pasti akan ada pertanggungjawabannya!
Saudariku buat apa kau hinakah dirimu?
Dengan membuka auratmu, memakai pakaian yang tak pantas di pakai seorang bidadari
Saudariku apa untungnya perbuatanmu itu?
Dengan berhias, tebar pesona dan menginginkan pujian serigala
Saudariku ingatlah serigala itu!
Lihatlah, cermati dan hati-hatilah dengan kelicikannya
Saudariku aku bukan manusia sempurna!
Aku pun bukan malaikat
Aku pun bisa menjadi serigala
Berhati-hatilah dan jadilah bidadari dunia yang lebih baik dari pada bidadari akhirat ......
DO'A UNTUK ORANG TUA
Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya Atas didikan mereka padaku
dan Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan
perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah
yang berhak membalas kejahatan dengan kebaikan
berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa'at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa'at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu,
ampunan-Mu serta rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.
SUMBER BAHAGIA
Assalamu'alaikum
Sahabat......
Banyak orang di ingin bahagia.
Banyak orang yang berdoa mengharap bahagia
Tapi apakah dia menyadari dimana letaknya sumber bahagia itu ????
Sahabat....
Jangan salah dalam mencari sumber bahagia, karena kalau kita salah mencarinya maka tidak akan didapat bahagia itu..
Q sampaikan analogi, seseorang yang membaca kail dan pancing akan menangkap ikan dan dia berangkat ke gunung untuk menangkap ikan, maka secara lahiriah dia sudah melakukan usaha tapi usahanya yang dilakukannya tidak akan mendapatkan hasil karena salah dalam mencari tempat ikan. Q tidak perlu memperjelas harus kemana mencari ikan.
Banyak orang yang menyangka sumber kebahagiaan itu terletak pada HARTA, JABATAN.
Sahabat, klo kita cermati banyak orang yang hartanya banyak tapi kebahagiaan tidak dia dapatkan. dan banyak orang yang memiliki jabatan tinggi, tapi dengan jabatannya tidak membuat dia semakin bahagia.
Lalu dimanakah letaknya kebahagiaan itu ???
Sahabat
q sampaikan satu analogi lagi.....
ada sebuah tempat yang dihuni oleh dua kelompok manusia. tempat itu bernama PENJARA.
Di penjara ada dua penghuni, yang satu penjahat, dan yang satunya lagi petugas penjaga penjara.
Dua kelompok ini menempati tempat yang sama tapi kondisi yang berbeda.
Penjahat : dia selalu ingin cepat2 keluar dari penjara, walaupun baju dikasih, makan gratis, nginep gratis, mau kemana-kemana dikawal gratis... tapi dengan fasilitas itu dia tetap tidak betah dan ingijn cepat keluar.
Petugas : makan dikasih, baju dikasih, gaji dikasih dan dia tidak mau dikeluarkan dari sana.
Dua kondisi ini sepatutnya kita cermati, PENJAHAT adanya di penjara tidak disertai oleh ridhonya yang punya penjara (pemerintah), tapi PETUGAS adanya di penjara dia disertai oleh ridhonya yang punya penjara sehingga dia merasa betah dan tidak mau dikeluarkan.
Sahabat
Dari analogi ini maka q mengambil satu kesimpulan kalao kita ingin bahagia di dunia maka kita harus ada dalam ridhonya Pemilik Dunia yaitu ALLOH SWT. jika kita juga ingin bahagia di akhirat maka kita harus ada dalam ridhonya yang punya akhirat yaitu ALLOH SWT.
Sahabat
Q sampaikan janji Alloh bagi mereka yang bertaqwa yang ada dalam ridhoNYA
1. Akan diberikan jalan keluar dari berbagai macam kesulitannya.
(Siapa yang bertaqwa maka Alloh jadikan baginya jalan keluar. Dan Alloh karuniakan rizki dari arah tak terduga. Siapa yang menyerahkan urusannya kepada Alloh, maka akan dicukupkan (nikmat dan kebutuhannya)…(QS.At tholaq ayat 2-3).)
Ketika Alloh memberikan jalan keluar kepada mahlukNYA lantas siapa yang bisa menghalangi. termasuk memberikan jalan keluar ketika dia sedang dalam masalah, masalah apapun itu, termasuk kesulitan kehidupan. Bukankah Alloh Maha Kaya, kalau kita beriman dan yakin Alloh Maha Kaya, terus kenapa kita masih ragu ????
2. Akan diberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.
(Siapa yang bertaqwa maka Alloh jadikan baginya jalan keluar. Dan Alloh karuniakan rizki dari arah tak terduga. Siapa yang menyerahkan urusannya kepada Alloh, maka akan dicukupkan (nikmat dan kebutuhannya)…(QS.At tholaq ayat 2-3).)
3. Akan dibukakan pintu berkah dari langit dan dari bumi.
(Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.... (QS Al A'raf : 96))
Berkah dalam arti bertambah kebaikan.
atau dalam peribahasa sunda saeutik mahi loba nyesa.
Mungkin secara logika penghasilan kita tidak akan cukup untuk membiayai kehidupan kita, tapi ketika Alloh melimpahkan berkahnya walaupun sedikit tapi bisa mencukupi kebutuhan kita.
Itu janji Alloh yang akan diberikan di dunia, lalu bagaimana janji Alloh yang akan diberikan di akhirat ??
Sahabat
Surga yang luasnya seluas langit dan bumi itu diperuntukan bagi orang yang bertaqwa..
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.(QS. 3:133)
Sahabat
Ini hanya sharing, semoga di sisa umur kita, kita termasuk orang yang bertaqwa yang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat....
Amiin Yaa Robbal 'alamiin....
Cag
Permios sanes teu sono, amitan sanes bosenan.......
Wassalamu'alaikum
Sahabat......
Banyak orang di ingin bahagia.
Banyak orang yang berdoa mengharap bahagia
Tapi apakah dia menyadari dimana letaknya sumber bahagia itu ????
Sahabat....
Jangan salah dalam mencari sumber bahagia, karena kalau kita salah mencarinya maka tidak akan didapat bahagia itu..
Q sampaikan analogi, seseorang yang membaca kail dan pancing akan menangkap ikan dan dia berangkat ke gunung untuk menangkap ikan, maka secara lahiriah dia sudah melakukan usaha tapi usahanya yang dilakukannya tidak akan mendapatkan hasil karena salah dalam mencari tempat ikan. Q tidak perlu memperjelas harus kemana mencari ikan.
Banyak orang yang menyangka sumber kebahagiaan itu terletak pada HARTA, JABATAN.
Sahabat, klo kita cermati banyak orang yang hartanya banyak tapi kebahagiaan tidak dia dapatkan. dan banyak orang yang memiliki jabatan tinggi, tapi dengan jabatannya tidak membuat dia semakin bahagia.
Lalu dimanakah letaknya kebahagiaan itu ???
Sahabat
q sampaikan satu analogi lagi.....
ada sebuah tempat yang dihuni oleh dua kelompok manusia. tempat itu bernama PENJARA.
Di penjara ada dua penghuni, yang satu penjahat, dan yang satunya lagi petugas penjaga penjara.
Dua kelompok ini menempati tempat yang sama tapi kondisi yang berbeda.
Penjahat : dia selalu ingin cepat2 keluar dari penjara, walaupun baju dikasih, makan gratis, nginep gratis, mau kemana-kemana dikawal gratis... tapi dengan fasilitas itu dia tetap tidak betah dan ingijn cepat keluar.
Petugas : makan dikasih, baju dikasih, gaji dikasih dan dia tidak mau dikeluarkan dari sana.
Dua kondisi ini sepatutnya kita cermati, PENJAHAT adanya di penjara tidak disertai oleh ridhonya yang punya penjara (pemerintah), tapi PETUGAS adanya di penjara dia disertai oleh ridhonya yang punya penjara sehingga dia merasa betah dan tidak mau dikeluarkan.
Sahabat
Dari analogi ini maka q mengambil satu kesimpulan kalao kita ingin bahagia di dunia maka kita harus ada dalam ridhonya Pemilik Dunia yaitu ALLOH SWT. jika kita juga ingin bahagia di akhirat maka kita harus ada dalam ridhonya yang punya akhirat yaitu ALLOH SWT.
Sahabat
Q sampaikan janji Alloh bagi mereka yang bertaqwa yang ada dalam ridhoNYA
1. Akan diberikan jalan keluar dari berbagai macam kesulitannya.
(Siapa yang bertaqwa maka Alloh jadikan baginya jalan keluar. Dan Alloh karuniakan rizki dari arah tak terduga. Siapa yang menyerahkan urusannya kepada Alloh, maka akan dicukupkan (nikmat dan kebutuhannya)…(QS.At tholaq ayat 2-3).)
Ketika Alloh memberikan jalan keluar kepada mahlukNYA lantas siapa yang bisa menghalangi. termasuk memberikan jalan keluar ketika dia sedang dalam masalah, masalah apapun itu, termasuk kesulitan kehidupan. Bukankah Alloh Maha Kaya, kalau kita beriman dan yakin Alloh Maha Kaya, terus kenapa kita masih ragu ????
2. Akan diberikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.
(Siapa yang bertaqwa maka Alloh jadikan baginya jalan keluar. Dan Alloh karuniakan rizki dari arah tak terduga. Siapa yang menyerahkan urusannya kepada Alloh, maka akan dicukupkan (nikmat dan kebutuhannya)…(QS.At tholaq ayat 2-3).)
3. Akan dibukakan pintu berkah dari langit dan dari bumi.
(Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.... (QS Al A'raf : 96))
Berkah dalam arti bertambah kebaikan.
atau dalam peribahasa sunda saeutik mahi loba nyesa.
Mungkin secara logika penghasilan kita tidak akan cukup untuk membiayai kehidupan kita, tapi ketika Alloh melimpahkan berkahnya walaupun sedikit tapi bisa mencukupi kebutuhan kita.
Itu janji Alloh yang akan diberikan di dunia, lalu bagaimana janji Alloh yang akan diberikan di akhirat ??
Sahabat
Surga yang luasnya seluas langit dan bumi itu diperuntukan bagi orang yang bertaqwa..
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.(QS. 3:133)
Sahabat
Ini hanya sharing, semoga di sisa umur kita, kita termasuk orang yang bertaqwa yang akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat....
Amiin Yaa Robbal 'alamiin....
Cag
Permios sanes teu sono, amitan sanes bosenan.......
Wassalamu'alaikum
SURAT DARI IBU UNTUK MENANTU LAKI-LAKINYA
Assalamualaikum Warohmatulahi Wabarokatuh ….
“Wahai menantu-ku,
... Aku hanyalah seorang ibu yang berbicara atas nama diri-ku sendiri dengan melihat putri-ku sebagai istri-mu, dan engkau sebagai menantu-ku.
Bila engkau membaca pesan ini semoga engkau melihat pula bayang wajah ibu yang telah mengandung dan melahirkan-mu, berdiri bersama-ku tepat dihadapan-mu.
“Wahai menantu-ku,
Bukankah engkau sudah berjanji akan menjadi Imam dunia akherat untuk putri-ku.?
Bukankah engkau juga telah bersumpah untuk membawanya hingga ke baka dan memberinya satu tiket ke Syurga.?
“Wahai menantu-ku,
Bila ada kelemahan dari istri-mu dan seribu lagi keburukan yang dilakukannya akibat kelemahan dan juga karena kekurangan darinya,
Bukankah menjadi tugas-mu untuk mendidiknya sekarang.?
Begitu yang seharusnya.
“Wahai menantu-ku,
Diajarkan kepada-mu oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari.?
Bukankah engkau sebagai suaminya yang harus melindunginya dengan rasa tentram dan aman.?
Maka berikan-lah keteduhan bagi jiwanya.
“Wahai menantu-ku,
Engkau suami yang dipilih Allah Ta’ala untuk putri-ku,
Bersabar-lah terhadap istri-mu dan tetap-lah bersikap lemah lembut padanya.
Bukankah engkau menikahinya karena Allah Ta’ala.?
Maka sayangi dan pelihara-lah istri-mu dengan jalan yg di Ridhoi oleh Allah Ta’ala.
“Wahai menantu-ku,
Sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan dan itu disebabkan mereka yang Durhaka terhadap suaminya.
Maka selamatkan-lah istri-mu dari dosa yang lebih besar.
Bukankah nanti-pun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagaimana kau mengurus mereka dan menjaga jalan Syurga agar bisa dilalui oleh-mu dan istri-mu yang harus kau bawa serta pula.?
“Wahai menantu-ku,
Engkau di ijinkan menghukum istri-mu sewajarnya,
Namun jangan-lah mengenai wajahnya dan jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka.
Jangan-lah menghardiknya dengan kata-kata kasar dan umpatan yang merendahkan seolah engkau turut menistakan diri-mu sendiri.
Sebab ia juga adalah pakaian-mu..!”
Wahai menantuku,
aku titipkan putriku padamu, buatlah dia tersenyum menuju surga atas tiket darimu…
“Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh”
“Wahai menantu-ku,
... Aku hanyalah seorang ibu yang berbicara atas nama diri-ku sendiri dengan melihat putri-ku sebagai istri-mu, dan engkau sebagai menantu-ku.
Bila engkau membaca pesan ini semoga engkau melihat pula bayang wajah ibu yang telah mengandung dan melahirkan-mu, berdiri bersama-ku tepat dihadapan-mu.
“Wahai menantu-ku,
Bukankah engkau sudah berjanji akan menjadi Imam dunia akherat untuk putri-ku.?
Bukankah engkau juga telah bersumpah untuk membawanya hingga ke baka dan memberinya satu tiket ke Syurga.?
“Wahai menantu-ku,
Bila ada kelemahan dari istri-mu dan seribu lagi keburukan yang dilakukannya akibat kelemahan dan juga karena kekurangan darinya,
Bukankah menjadi tugas-mu untuk mendidiknya sekarang.?
Begitu yang seharusnya.
“Wahai menantu-ku,
Diajarkan kepada-mu oleh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari.?
Bukankah engkau sebagai suaminya yang harus melindunginya dengan rasa tentram dan aman.?
Maka berikan-lah keteduhan bagi jiwanya.
“Wahai menantu-ku,
Engkau suami yang dipilih Allah Ta’ala untuk putri-ku,
Bersabar-lah terhadap istri-mu dan tetap-lah bersikap lemah lembut padanya.
Bukankah engkau menikahinya karena Allah Ta’ala.?
Maka sayangi dan pelihara-lah istri-mu dengan jalan yg di Ridhoi oleh Allah Ta’ala.
“Wahai menantu-ku,
Sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan dan itu disebabkan mereka yang Durhaka terhadap suaminya.
Maka selamatkan-lah istri-mu dari dosa yang lebih besar.
Bukankah nanti-pun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bagaimana kau mengurus mereka dan menjaga jalan Syurga agar bisa dilalui oleh-mu dan istri-mu yang harus kau bawa serta pula.?
“Wahai menantu-ku,
Engkau di ijinkan menghukum istri-mu sewajarnya,
Namun jangan-lah mengenai wajahnya dan jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka.
Jangan-lah menghardiknya dengan kata-kata kasar dan umpatan yang merendahkan seolah engkau turut menistakan diri-mu sendiri.
Sebab ia juga adalah pakaian-mu..!”
Wahai menantuku,
aku titipkan putriku padamu, buatlah dia tersenyum menuju surga atas tiket darimu…
“Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh”
SURAT DARI SUAMI UNTUK ISTRINYA
Sepasang suami istri sedang makan malam bersama di rumah. Mereka adalah pengantin yang baru menikah 2 bulan. Di tengah makan malam mereka, sang istri membuka pembicaraan..
Istri : "suamiku sayang, bolehkah aku melakukan usul?".
Suami : "boleh istriku sayang, silahkan!!".
Istri : "saya ingin kita menulis kekurangan pasangan kita masing2 di kertas kosong..agar kita bisa saling intropeksi diri. tapi
janji, tidak ada yang boleh tersingung. bagaimana sayang".
Suami : "baik istriku, insya Allah.." *sambil tersenyum manis*
Sang istri kemudian pergi mengambil 2 lembar kertas kosong dan pulpen. Lima belas menit kemudian...
Istri : "sayang saya sudah selesai menulisnya.. apakah engkau juga sudah selesai?".
Suami : "iya , saya juga sudah selesai!".
Istri : "baiklah, sekarang tukar kertas kita masing2. Jangan ada yang dibuka dulu. Nanti dibaca secara terpisah setelah saya membereskan makan malam ini!".
Suami : "iya sayang!" *sambil kecup istri*
Si istri mulai membereskan makan malam dan suami lantas pergi ke kamar tidur. Beberapa saat kemudian istri kirim sms kepada suami..
"suamiku, sekarang saya sudah selesai. Silahkan buka kertasnya dan baca tulisannya di kamar. saya akan membacanya di dapur "
Sang suami langsung membuka kertas dan membacanya. Setiap membaca tulisan mengenai kekurangannya, air matanya tidak bisa dibendung, mengalir di setiap sudut matanya. Karena ternyata begitu banyak kekurangan pada dirinya. Sementara itu, di dapur sang istri juga membuka kertas.
Tak lama kemudian sang istri menghampiri suami ke kamar ..
Istri : "bagaimana suamiku, engkau telah membacanya?"
Suami : "sudah istriku, maafkan aku yang tidak bisa sempurna mendampingimu.. maafkan aku," *air matanya semakin deras mengalir*
Istri : "iya suamiku, tapi mengapa engkau tidak menulis apapun dikertas itu? padahal aku telah menulis segala kekuranganmu.."
Suami : "wahai istriku tercinta, tahukah engkau? aku mencintaimu apa adanya..sehingga aku melihat kekuranganmu adalah kelebihanmu dan aku tahu Allah menciptakan setiap manusia dengan berbagai kekurangannya, untuk itu aku sebagai suamimu akan menjadi pelengkap untuk menutupi kekurangan istriku.. aku mencintaimu karena Allah wahai istriku". *sambil menangis dan berbisik lirih di telinga sang istri*
Sang istri pun tak sanggup menahan tangis mendengar ucapan dari sang suami yang begitu sangat mencintainya.
AYAT-AYAT CINTA (QS AL BAQOROH, 2 : 187)
Libasullakum…Libasullahunna…Libasullanaaa
“…Mereka (istri-istrimu) adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mareka…” (Qur’an Surat Al-Baqoroh: 187)
Indah ya….? Alloh mengumpamakan fungsi pasangan suami istri sebagai pakaian. Kenapa pakaian? Kenapa bukan kendaraan atau rumah atau analogi yang lain? Apa sih fungsi pakaian itu? Jawaban pertama yang mungkin akan terlontar dari mulut kita adalah pakaian berfungsi menutup aurot, sesuatu yang tidak boleh dilihat oleh yang bukan mahromnya. Pakaian juga membuat kita merasa nyaman, terlindung dari sengatan panas matahari, dinginnya angin dan hujan serta gigitan nyamuk.
Pakaian juga bisa menjadi identitas diri.
Karena ada pakaian dinas, ada pakaian tidur, ada pakaian santai, dan pakaian-pakaian lain yang bisa menunjukkan apa yang sedang atau yang akan kita lakukan. Tidak sepantasnya pergi ke kantor menggunakan pakaian tidur, begitu juga sebaliknya. Pakaian adalah identitas diri kita.
Suami istri pun juga begitu. Dialah yang bertanggungjawab terhadap kehormatan diri kita, yang paling kita percaya untuk menjaga sesuatu yang paling pribadi dari milik kita. Hanya kepadanya kita bisa mempercayakan seluruh detail penciptaan ini, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Dia yang akan menjaga kita dari deraan “panas dan angin” lingkungan luar. Yang (diharapkan) dapat menjadi penguat langkah kita untuk sekedar bertahan dan selebihnya menjadi lebih baik dan menjadi lebih mermanfaat untuk sesama. Dia pula yang akan menjadi salah satu poin penilaian orang terhadap kita. Dengan melihat pasangan kita, orang lain akan sedikit banyak bisa membaca diri kita, identitas kita.
Ada yang sangat membekas dalam ingatan saya, sepenggal dari buku “Sebelum Anda Mangambil Keputusan Besar Itu” yang ditulis oleh Anis Matta,
kira-kira bunyinya begini…
“…jangan pernah bermimpi mencari pasangan yang ideal, tapi carilah pasangan yang tepat. Kita tidak sedang berfikir mencari istri atau suami unggul. Carilah istri atau suami yang tepat dengan bingkai kita, dengan kepribadian kita. Sebab ternyata tidak semua orang cerdas membutuhkan orang cerdas lain dan tidak semua orang gagah membutuhkan wanita yang cantik.”
Yup…kita memang bukan ingin mencari pakaian yang indah, mewah, mahal harganya, rancangan designer terkenal, tapi tidak nyaman ketika kita pakai.
Sedikit kesempitan, atau kedodoran, warnanya tidak matcing dengan warna kulit kita, atau ternyata bukan pakaian seperti itu selera kita. Akan lebih baik,
jika kita mencari pakaian yang sesuai dengan pribadi kita, sehingga kita bisa nyaman memakainya. Meski tidak mahal, tidak ber-merk dan bukan rancangan designer terkenal…tapi saat kita memakainya akan merasa comfort dan tidak terbebani.
Dan satu hal terpenting….
“Sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa…”
Sebaik-baik wanita adalah wanita Sholihah. Seorang wanita yang tahu betul menjaga diri dan kehormatannya. Wanita yang mengerti akan kewajibannya
Sebagai seorang istri yang akan menyenangkan jika dipandang, menentramkan saat ditinggal pergi, dan segera datang ketika dipanggil…Sholihah pun adalah sebuah proses diri, selalu berusaha dan menyempurnakan ikhtiar dapat membuat para bidadari cemburu, selalu menjaga kehormatan, agar sang lelaki terhormat pula yang datang.
Dan…
“Wanita yang Sholihah hanya untuk laki-laki Sholih…”
RENUNGAN IEDUL QURBAN
=== RENUNGAN IDUL QURBAN===
Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya: Seorang
ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya
sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan
menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu
kambing termurah sambil bertanya,”kalau yang itu berapa Pak?”.
“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya
kembali si Ibuu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi
biarlah…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya.
Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug
dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu
kepada ibu tersebut.
Sayapun mengantar hewan qurban tersebut
sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu
Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu
itu.
Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan
puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat
tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau
barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan
tikar dan bantal lusuh.
Diatas dipan, tertidur seorang nenek
tua kurus. “Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu
pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah
belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”,
kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.
Si nenek sangat
terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu
berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau
berqurban”.
“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya
kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja
mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban
atas nama ibu saya….”, kata ibu itu
Kaki ini bergetar, dada
terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…,
Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti
lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu
luar biasa”.
“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu itu,”sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.
Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena
tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan
hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin
memuliakan orang tuanya…….
Untuk mulia ternyata tidak perlu
harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar
keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak
diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada
kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam
tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh
lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi
dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.
Oleh : Ust. Aidil Heryana
====Semoga bermanfaat======
Langganan:
Postingan (Atom)